Manajemen - Pembuatan Keputusan
8 minute read
1
MANAJEMEN
“PEMBUATAN KEPUTUSAN”
Sebagai Pemenuhan Tugas
Mata Kuliah Manajemen
Dosen Pengampu : Drs.
Hamron Z.,M.Si
Disusun Oleh Kelompok 2
:
Erna Wati 12.0102.0016
Siwi Nurul Arifah 12.0102.0019
Siti Sarifah 12.0102.0020
Ratih Sawitri 12.0102.0041
Yuni Listiyani 12.0102.0060
Listianadzul Helmi 12.0102.0062
Ika Royani 12.0102.0076
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAGELANG
PEMBAHASAN
Manajemen adalah kebiasaan yang
dilakukan secara sadar dan terus menerus membentuk organisasi formal, dan seni membuat keputusan
merupakan pusat melakukan hal ini. Pembuatan keputusan mengidentifikasi dan
memilih serangkaian tindakan untuk menghadapi masalah tertentu atau mengambil
keuntungan dari suatu kesempatan adalah bagian penting dari pekerjaan setiap
manajer.
Waktu dan Hubungan
Manusia Dalam Membuat Keputusan
Waktu dan hubungan manusia merupakan
elemen yang sangat penting dalam proses pembuatan keputusan. Pembuatan
keputusan menghubungkan keadaan organisasi masa kini dengan tindakan yang akan
diambil organisasi ke dalam masa depan. Pembuatan keputusan juga menggunakan
masa lalu yaitu: pengalaman masa lalu positif dan negatif memainkan bagian
penting dalam menentukan pilihan mana yang dilihat oleh manajer layak atau
diinginkan. Jadi tujuan untuk masa depan sebagian berdasarkan pada pengalaman
masa lalu.
Seorang
manajer, tentu saja tidak membuat keputusan terpisah. Ketika manajer
memproyeksikan konsekuensi yang mungkin terjadi dari keputusan mereka sendiri, mereka
harus waspada bahwa keputusan orang lain mungkin bertentangan atau berinteraksi
dengan keputusan mereka. Pembuatan keputusan, secara singkat adalah proses yang
dilakukan manajer dalam hubungan dengan pembuat keputusan yang lain.
Masalah dan Peluang Dalam
Menemukan Problem
Pembuatan keputusan berhubungan dengan
masalah. Suatu masalah muncul jika keadaan sebenarnya berbeda dari keadaan yang
diinginkan. Dalam banyak hal, suatu masalah mungkin adalah peluang yang
tersembunyi.
· Proses
Menemukan Masalah
Willian
Pounds mengatakan bahwa proses menemukan masalah sering kali informal dan
intuitif. Empat macam situasi biasanya memberi peringatan kepada manajer
tentang kemungkinan adanya masalah yaitu :
1.
Deviasi dari pengalaman masa lalu berarti pola prestasi sebelumnya dalam
organisasi terlampaui.
2.
Deviasi dari rencana yang ditetapkan berati proyeksi atau harapan manajer tidak
terpenuhi.
3. Orang lain sering
kali memberi tahu masalah kepadaa manajer.
4. Prestasi pesaing
dapat juga menciptakan situasi pemecahan masalah.
· Mengenali
Masalah
Menemukan
masalah tidak selalu langsung. Sara Kiesler dan Lee Sproull menunjukkan
beberapa kesalahan paling umum yang dibuat manajer dalam merasakan masalah. Mereka
menguraikan tiga kategori umum mengenai jebakan yang sering dijumpai oleh
manajer : peristiwa yang berkaitan dengan asosiasi yang salah, peristiwa yang
berkaitan dengan harapan yang keliru, serta
persepsi diri yang keliru dan citra sosial.
Manajer menyadari bahwa
sejumlah besar masalah yan menghabiskan waktu dapat dihindari bila masalah tadi
diabaikan saja. Oleh karena itu manajer harus membuat peringkat masalah menurut
kepentingannya. Kalau dihadapkan pada masalah penting yang memerlukan suatu
keputusan, seorang manajer harus menentukan apakah dia benar-benar bertanggung
jawab untuk membuat keputusan.
Sifat Pembuatan
Keputusan Manajerial
Masalah yang berbeda membutuhkan tiga
pembuatan keputusan yang berbeda pula. Hal-hal yang rutin atau kecil, seperti
barang dagangan yang dikembalikan ,dapat diselesaikan dengan suatu prosedur, yaitu
suatu tipe keputusan terprogram. Keputusan
yang lebih penting, seperti lokasi tempat penjualan yang baru, memerlukan
keputusan tidak terprogram. Karena semua keputusan menyangkut masa depan, manajer
harus belajar menganalisis kepastian, risiko dan ketidakpastian yang berkaitan
dengan sejumlah tindakan alternatif.
· Keputusan
Terprogram dan Tidak Terprogram
Keputusan terprogram dibuat dalam kaitan dengan kebijakan, prosedur atau peraturan tertulis
dan tidak tertulis yang menyederhanakan pembuatan keputusan dalam situasi yang
terjadi berulang kali dengan membatasi atau megeluarkan alternatif. Keputusan
terprogram digunakan untuk menangani masalah yang terjadi berulang kali, apakah
kompeks atau sederhana. Bila masalah terjadi berulang-ulang dan bila komponen
elemen dapat ditentukan, diramalkan dan dianalisis, mungkin masalah itu
merupakan calon pembuatan keputusan terprogram.
· Keputusan
Tidak Terprogram
Berkaitan dengan masalah yang tidak
biasa atau merupakan perkecualian. Bila suatu masalah jarang muncul atau mencakup oleh suatu
kebijakan atau demikian penting yang memerlukan perlakuan khusus, maka harus ditangani sebagai keputusan tidak
terprogram.
· Kepastian,
Risiko dan Ketidakpastian
Kepastian
(certainty) merupakan kondisi pengambilan keputusan saat seorang manajer
mempunyai informasi yang akurat, dapat diukur, dan dapat diandalkan tentang
hasil dari berbagai alternatif yang sedang dipertimbangkan.
Risiko
(risk) merupakan kondisi pembutan keputusan yang di dalamnya manajer mengetahui
probabilitas suatu alernatif tertentu akan mengarah pada sasaran atau hasil
yang diinginkan.
Ketidakpastian
(uncertainty) merupakan kondisi pembuatan keputusan ketika manajer menghadapi
kondisi eksternal yang tidak dapat diramalkan atau kekurangan informasi utuk
menetapkan probabilitas beberapa peristiwa tertentu.
Model Rasional
Pembuatan Keputusan
Model rasional pembuatan keputusan
(national model decision making) merupakan proses empat langkah yang membantu
manajer mempertimbangkan alternatif dan memilih alternatif dengan peluang
sukses paling besar,yaitu sebagai berikut :
Tahap
1 : Pengamatan Situasi
Penyelidikan yang lengkap mempunyai tiga
aspek yaitu :
Mendefinisikan Masalah.
Kebingungan dalam mendefinisikan masalah muncul sebgagian karena peristiwa atau
isu yang menarik perhatian manajer mungkin adalah gejala dari kesulitan
mendasar dan mudah menyebar. Mendefinisikan masalah dalam arti tujuan
organisasi yang terhambat membantu untuk menhindari gejala membingungkan dengan
masalah.
Mendiagnosis Penyebab.
Penyebab tidak seperti gejala ,jarang tampak dan manajer kadang-kadang
tergantung pada intuisi untuk mengenalinya .Individu berbeda yang memandang
situasi tidak mungkin terhindar dari pengalaman dan tanggung jawab mereka
sendiri, mungkin menganggap penyebab masalah yang amat berbeda. Semuanya
tergantung pada manajer untuk menyatukan semua potongan informasi yang
dimilikinya guna memperoleh gambaran sejelas mungkin.
Mementukan Tujuan
Keputusan.Setelah masalah ditentukan dan semua
penyebab didiagnosis, langkah berikutnya adalah memutuskan apa yang harus
tercakup dalam penyelesaian efektif. Kebanyakan masalah terdiri dari beberaa
elemen dan seorang manajer kemungkinan besar tidak akan emmpunyai satu
penyelesaian yang dapat dipakai untuk semua masalah.
Tahap
2 : Kembangkan Alternatif
Untuk meningkatkan kreatifitas manajer
dalam tugas ini, beberapa orang manajer mengandalkan sumbang saran individu
atau kelompok. Sumbang saran (brainstorming) merupakan teknik pengambilan
keputusan dan pemecahan masalah yang didalamnya individu atau anggota kelompok
mencoba meningkatkan kreativitas dengan mengajukan alternatif secara spontan
tanpa memperhatikan kenyataan atau tradisi.
Tahap
3 : Mengevaluasi Alternatif dan Memilih yang Terbaik
Setelah manajer mengambangkan beberapa
alternatif, mereka harus mengevaluasi masing-masing alternatif berdasarkan pada
tiga pertanyaan kunci yaitu sebagai berikut :
Apakah
alternatif ini layak?Penyelesaian apa pun dalam mengevaluasi suatu alternatif,
manajer harus mencoba mengantisipasi apa yang akan terjadi bila karyawan gagal
mendukung dan menerapkan dengan sepenuh hati.
Apakah alternatif itu merupakan
penyelesaian yang memuaskan?Untuk menjawab hal ini manajer perlu memeperhatikan
dua buah pertanyaan tambahan. Pertama, apakah alternatif tersebut sesuai dengan
tujuan keputusan?Kedua,apakah alternatif tersebut diperkirakan mempunyai
kesempatan yang dapat diterima untuk
berhasil?Manajer harus menyadari bahwa definisi “yang dapat diterima” mungkin
berbeda dari organisasi yang satudengan organisasi yang lain serta dari orang
ke orang,tergantung pada budaya organisasi dan toleransi risiko orang yang
terlibat dalam keputusan.
Apa konsekuensi yang mungkin untuk
seluruh bagian organisasi?Karena sebuah organisasi merupakan sebuah sistem dari
berbagai bagian yang saling berkaitan dan ada diantara sistem yang lain, manajer
harus mencoba mengantisipasi bagaimana pengaruh perubahan dalam satu bidang
terhadap bidang yang lain baik sekarang maupun masa mendatang.
Tahap
4 : Implementasikan Keputusan dan Monitor Hasil
Setelah alternatif terbaik yang tersedia
dipilih,manajer siap membuat rencana untuk menghadapi persyaratan dan masalah yang
mungkin dihadapi dalam usaha mewujudkannya. Mengimplementasikan suatu keputusan
meliputi lebih dari sekedar menentukan urut-urutan yang tepat. Sumber daya
harus dicari dan dialokasikan menurut keperluan. Manajer menetapkan anggaran
dan jadwal tindakan yang telah mereka
tetapkan. Langkah berikutnya mereka menetapkan
siapa yang bertanggung jawab untuk tugas tertentu yang diperlukan. Mereka
juga menetapkan prosedur laporan kemajuan dan siap membuat koreksi bila ada
masalah baru yang muncul. Anggaran,jadwal dan laporan kemajuan semuanya penting
untuk melaksanakan fungsi pengendalian manajemen. Risiko potensial dan
ketidakpastian yang telah diidentifikasi dalam tahap evaluasi alternatif di
depan harus juga tetap diperhatikan.
Tindakan
yang diambil untuk mengimplementasikan suatu keputusan harus dimonitor. Apakah
semua hal terselenggara menurut rencana?Apa yang terjadi di lingkungan internal
dan eksternal sebagai hasil dari keputusan tersebut?Apakah orang bekerja dengan
prestasi sesuai harapan?dan apa yang dilakukan oleh pesaing sebagai reaksinya?
Pembuatan
keputusan merupakan proses berkesinambungan untuk manajer dan tantangan
berkelanjutan untuk berhubungan dengan manusia lain selama waktu berjalan.
Model Rasional Dalam
Perspektif
Model rasional membangkitkan citra
pembuat keputusan sebagai mesin hitung super. Tetapi kita mengetahui bahwa
manajer harus membuat keputusan dengan kendala tenggang waktu yang amat ketat
dan dengan informasi yang lebih sedikit dari yang mereka kehendaki. Ada tiga
buah konsep yang muncul untuk membantu manajer menempatkan pembuatan keputusan
dalam perspektif, yaitu :
Rasionalitas Terbatas
dan Memadai (bounded rationality). Merupakan konsep
bahwa manajer mengambil keputusan paling logis yang mungkin dalam berbagai
kendala keterbatasan informasi dan kemampuan.Bukannya mencari keputusan yang
sempurna atau ideal, manajer sering kali puas dengan yang akan memenuhi tujuan
mereka secara memadai.Simon memberi nama,keputusan yang satisfice,atau menerima
keutusan memuaskan yang mereka temukan pertama kali bukannya memaksimalkan,
atau mencari sampai mereka menemukan kemungkinan keputusan terbaik.
Heuristic.Prinsip
heuristic atau pedoman umum untuk menyederhanakan pembuatan keputusan untuk
mencari penyelesaian masalah atau jawabannya.
Ketersediaan. Kadang
orang menilai kemungkinan peristiwa dengan mengujinya terhadap ingaan mereka. Pada
prinsipnya, lebih mudah untuk mengingat peristiwa yang sering muncul. Jadi
peristiwa yang lebih siap “tersedia” dalam ingatan dianggap lebih besar
kemungkinan untuk terjadi pada masa depan.
Perwakilan.
Orang juga cenderung untuk menilai kemungkinan terjadinya suatu peristiwa
dengan mencoba mencocokkannya dengan kategori yang sudah ada sebelumnya.
Menanamkan dan
Menyesuaikan. Dalam mengambil keputusan, biasanya orang
memulai dengan beberapa nilai awal atau akar dan kemudian melakukan penyesuaian
pada nilai tadi sehingga akhirnya sampai pada keputusan akhir.
Memutuskan Siapa yang
Membuat Keputusan
Model rasional tidak memberikan pedoman
mengenai siapa yang harus membuat keputusan dan sering kali pertanyaan “Siapa
yang akan memutuskan?” merupakan keputusan pertama yang harus dibuat oleh
manajer. Keputusan ini bisa amat rumit. Bila sejumlah orang akan terpengaruh
oleh keputusan tadi seperti yag pada umumnya terjadi proses keputusan harus
mengikuti petunjuk prospek dari keputusan yang dapat diterima.
Secara
tradisional, tanggung jawab akhir untuk membuat keputusan terletak di tangan
manajer. Tetapi pendekatan ini tidak selalu memadai. Bahkan keputusan
manajerial yang telah dipikirkan masak-masak bisa gagal bila manajer tidak
mampu meyakinkan orang lain untuk melaksanakanna secara sukarela.
Memutuskan Secara
Adaptif
Pembuatan keputusan merupakan usaha pengendalian
ke arah sasaran organisasi. Ini merupakan keyakinan manajemen yang menonjol
selama lebih dari satu abad. Keyakinan ini mendapat tantangan baru-baru ini.
Semakin lama banyak pendekatan adaptif pada pembuatan keputusan muncul sebagai
cara perpikir mengenai apa yang dapat dan tidak dapat diharapan untuk tercapai.
Pendekatan adaptif ini berdasarkan asumsi bahwa hubungan antara tindakan
organisasi ( hasil keputusan) dan konsekuensi dari tindakan tadi jauh lebih
kacau dan jauh lebih sulit diduga daripada yang diyakini oleh pembuat
keputusan. Menurut pemikiran adaptif, hasil tindakan keputusan adalah hasil
gabungan dari apa yang dilakukan oleh organisasi Anda dan apa yang
dilakukanoleh organisasi lain pada waktu yang sama.
Dua
versi pendekatan adaptif pada pembuatan keputusan yaitu :
Teori siasat,
yaitu penelitian mengenai orang yang memilih alternatif yang saling terkait.
Suatu siasat adalah situasi yang melibatkan paling sedkit dua orang, dasar dari
setiap orang menentukan pilihan ,sebagian adalah apa yang diharapkan dilakukan
oleh pihak lain. Teori siasat menonjolkan secara eksplisit peran hubungan
manusia dan interaksi dalam keputusan.
Perspektif
teori siasat mengharuskan kita memandand pembuatan keutusan sebaai suatu proses
pembuat keputusan saling beradaptasi akibat keberadaan pada saat yang sama.
Masing-masing dapat membuat keputusan secara rasional tetapi juga adaptif.
Teori kekacauan, yaitu penelitian pola dinamika dalam sistem
yang luas. Jadi teori kecakauan berasal dari teori sistem. Penganut teori
kekacauan amat memperhatikan bergolaknya suatu sistem. Dalam kondisi yang
bergolak, tidak hanya masa depan samasekali tidak dapat diramalkan, tetapi
lingkungan yang ada sekarang juga cenerung tidak stabil. Dengna car ini
pergolakan berbeda dari kepastian,risiko dan ketidakpastian, yang relatif
merupakan kondisi stabil yang memungkinkan manajer paling sedikit bisa memilih
tujuan yang dapat dicapai.
Ralph
Stacey engatakan bahwa kekacuan merupakan suatu pola dati tiga tahap yaitu
keseimbangan (ekuilibrium), ketidakseimbangan (disekuilibrium) dan
ketidakpastian terbatas.