Ruang Lingkup Islam
2 minute read
0
Dalam Tulisan kali ini saya akan membahas mengenai ruang lingkup Islam. dimana dalam Islam mengandung 2 aspek ruang lingkup. Untuk lebih jelasnya anda bisa bisa mendapatknannya dibawah ini,
Makna ruang lingkup
Islam, terbagi menjdi dua :
Ruang
lingkup Islam dalam artiannya yang sempit adalah “arkanu Islam” (rukun
Islam yang lima)
ﺍﻹﺳﻼﻢ
ﺃﻥﺷﻬﺎﺩﺓﺃﻻ ﺇﻟﮫ ﺇﻻ ﺍﷲ٬ ﻭﺇﻗﺎﻢﺍﻟﺼﻼﺓ٬ ﻭﺇﻴﺘﺎﺍﻟﺯﻜﺎﺓ٬ ﻭﺼﻴﺎﻢﺭﻤﺿﺎﻦ٬ ﻭﺤﺞﺍﻟﺒﻴﺕ۰
“Islam
adalah, bersaksi tiada tuhan selain Allah dan Muhammad itu adalah utusan Allah,
mendirikan Shalat, menunaikan zakat, berpuasa Ranadhan dan haji ke baitullah”
(Hr.
Muslim)
Ruang lingkup
Islam dalam artianya yang luas meliputi :
1.
Aqidah
2.
Syari’at
3.
Akhlak
Prinsip Pembinaan
1.
Prinsip
Pembinaan Berkesinambungan
Proses
pembentukan iman adalah suatu proses yang penting, terus-menerus, dan tidak
berkesudahan. Belajar adalah suatu proses yang memungkinkan orang semakin lama
semakin mampu bersikap selektif. Implikasinya ialah diperlukan motivasi sejak
kecil dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu proses motivasi agar
membuat tingkah laku lebih terarah dan selektif menghadapi nilai-nilai hidup
yang patut diterima atau yang seharusnya ditolak.
2.
Prinsip
Internalisasi dan Individuasi
Internalisasi
yakni usaha menerima nilai sebagai bagian dari sikap mentalnya. Dan Individuasi
yakni menempatkan nilai serasi dengan sifat kepribadiannya. Prinsip ini
menekankan pentingnya mempelajari iman sebagai proses internalisasi dan
individualisasi. Implikasi metodologinya ialah bahwa pendekatan untuk membentuk
tingkah laku yang mewujudkan nilai-nilai iman tidak hanya mengutamakan
nilai-nilai itu dalam bentuk jadi, tetapi juga harus mementingkan proses dan
cara pengenalan nilai hidup tersebut
3.
Prinsip
Sosialisasi
Implikasi
metodologi prinsip sosialisasi ialah bahwa usaha pembentukan tingkah laku
mewujudkan nilai iman hendaknya tidak diukur keberhasilannya terbatas pada
tingkat individual, tetapi perlu mengutamakan penilaian dalam kaitan kehidupan
interaksi sosial orang tersebut. Pada tingkat akhir harus terjadi proses
sosialisasi tingkah laku, sebagai kelengkapan proses individual, karena nilai
iman yang diwujudkan ke dalam tingkah laku selalu mempunyai dimensi social.
4.
Prinsip
Konsistensi dan Koherensi
Implikasi
metodologinya adalah bahwa usaha yang dikembangkan untuk mempercepat tumbuhnya
tingkah laku yang mewujudkan nilai iman hendaknya selalu konsisten dan koheren.
Alasannya, caranya dan konsekuensinya dapat dihayati dalam sifat dan bentuk
yang jelas dan terpola serta tidak berubah-ubah tanpa arah. Pendekatan demikian
berarti bahwa setiap langkah yang terdahulu akan mendukung serta memperkuat
langkah-langkah berikutnya.
5.
Prinsip
Integrasi
Hakikat
kehidupan sebagai totalitas, senantiasa menghadapkan setiap orang pada
problematika kehidupan yang menuntut pendekatan yang luas dan menyeluruh.
Jarang sekali fenomena kehidupan berdiri sendiri. Begitu pula dengan setiap
bentuk nilai hidup yang berdimensi sosial. Oleh karena itu tingkah laku yang
dihubungkan dengan nilai iman tidak dapat dibentuk terpisah-pisah. Implikasi
metodologinya ialah agar nilai iman hendaknya dapat dipelajari seseorang tidak
sebagai ilmu dan keterampilan tingkah laku yang terpisah-pisah, tetapi melalui
pendekatan yang integratif dalam kaitan problematika kehidupan yang nyata.
Mungkin hanya itu yang bisa saya paparkan pada hari ini. semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.