Ruang Lingkup Islam

Dalam Tulisan kali ini saya akan membahas mengenai ruang lingkup Islam. dimana dalam Islam mengandung 2 aspek ruang lingkup. Untuk lebih jelasnya anda bisa bisa mendapatknannya dibawah ini,
Makna ruang lingkup Islam, terbagi menjdi dua :

   Ruang lingkup Islam dalam artiannya yang  sempit adalah “arkanu Islam” (rukun Islam yang lima)

ﺍﻹﺳﻼﻢ ﺃﻥﺷﻬﺎﺩﺓﺃﻻ ﺇﻟﮫ ﺇﻻ ﺍﷲ٬ ﻭﺇﻗﺎﻢﺍﻟﺼﻼﺓ٬ ﻭﺇﻴﺘﺎﺍﻟﺯﻜﺎﺓ٬ ﻭﺼﻴﺎﻢﺭﻤﺿﺎﻦ٬ ﻭﺤﺞﺍﻟﺒﻴﺕ۰

   “Islam adalah, bersaksi tiada tuhan selain Allah dan Muhammad itu adalah utusan Allah, mendirikan Shalat, menunaikan zakat, berpuasa Ranadhan dan haji ke baitullah”
                                                                                               (Hr. Muslim) 

Ruang lingkup Islam  dalam artianya yang luas meliputi :
1.      Aqidah
2.      Syari’at
3.      Akhlak

Prinsip Pembinaan
1.      Prinsip Pembinaan Berkesinambungan
Proses pembentukan iman adalah suatu proses yang penting, terus-menerus, dan tidak berkesudahan. Belajar adalah suatu proses yang memungkinkan orang semakin lama semakin mampu bersikap selektif. Implikasinya ialah diperlukan motivasi sejak kecil dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu proses motivasi agar membuat tingkah laku lebih terarah dan selektif menghadapi nilai-nilai hidup yang patut diterima atau yang seharusnya ditolak.
2.      Prinsip Internalisasi dan Individuasi
Internalisasi yakni usaha menerima nilai sebagai bagian dari sikap mentalnya. Dan Individuasi yakni menempatkan nilai serasi dengan sifat kepribadiannya. Prinsip ini menekankan pentingnya mempelajari iman sebagai proses internalisasi dan individualisasi. Implikasi metodologinya ialah bahwa pendekatan untuk membentuk tingkah laku yang mewujudkan nilai-nilai iman tidak hanya mengutamakan nilai-nilai itu dalam bentuk jadi, tetapi juga harus mementingkan proses dan cara pengenalan nilai hidup tersebut
3.      Prinsip Sosialisasi
Implikasi metodologi prinsip sosialisasi ialah bahwa usaha pembentukan tingkah laku mewujudkan nilai iman hendaknya tidak diukur keberhasilannya terbatas pada tingkat individual, tetapi perlu mengutamakan penilaian dalam kaitan kehidupan interaksi sosial orang tersebut. Pada tingkat akhir harus terjadi proses sosialisasi tingkah laku, sebagai kelengkapan proses individual, karena nilai iman yang diwujudkan ke dalam tingkah laku selalu mempunyai dimensi social.
4.      Prinsip Konsistensi dan Koherensi
Implikasi metodologinya adalah bahwa usaha yang dikembangkan untuk mempercepat tumbuhnya tingkah laku yang mewujudkan nilai iman hendaknya selalu konsisten dan koheren. Alasannya, caranya dan konsekuensinya dapat dihayati dalam sifat dan bentuk yang jelas dan terpola serta tidak berubah-ubah tanpa arah. Pendekatan demikian berarti bahwa setiap langkah yang terdahulu akan mendukung serta memperkuat langkah-langkah berikutnya.
5.      Prinsip Integrasi
Hakikat kehidupan sebagai totalitas, senantiasa menghadapkan setiap orang pada problematika kehidupan yang menuntut pendekatan yang luas dan menyeluruh. Jarang sekali fenomena kehidupan berdiri sendiri. Begitu pula dengan setiap bentuk nilai hidup yang berdimensi sosial. Oleh karena itu tingkah laku yang dihubungkan dengan nilai iman tidak dapat dibentuk terpisah-pisah. Implikasi metodologinya ialah agar nilai iman hendaknya dapat dipelajari seseorang tidak sebagai ilmu dan keterampilan tingkah laku yang terpisah-pisah, tetapi melalui pendekatan yang integratif dalam kaitan problematika kehidupan yang nyata.

Mungkin hanya itu yang bisa saya paparkan pada hari ini. semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.