EKONOMI MONETER DAN SEJARAH UANG
8 minute read
0
Ruang Lingkup Ekonomi Moneter
Ekonomi moneter merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari tentang
sifat, fungsi dan pengaruh uang terhadap kegiatan ekonomi. Cakupan ekonomi
moneter antara lain:
1. Peranan dan fungsi uang dalam perekonomian
2. Sistem moneter dan pengaruhnya terhadap jumlah
uang beredar dan kredit
3. Struktur dan fungsi bank sentral
4. Pengaruh jumlah uang beredar dan kredit
terhadap kegiatan ekonomi
5. Pembayaran serta sistem moneter
internasionai
Alasan perlunya mempelajari ilmu ekonomi moneter
1. Dapat mengetahui secara mendalam tentang
mekanisme penciptaan uang, tingkat bunga, pasar uang, sistem dan kebijakan
moneter, serta pembayaran internasional
2. Dapat mengetahui serta menganalisa
beberapa fenomena moneter dalam kaitannya dengan efek kebijakan moneter
terhadap kegiatan ekonomi.
Pengertian Uang
Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar
yang dapat diterima secara umum. Alat
tukar itu berupa benda apa saja yang dapat diterima oleh setiap orang di
masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa.
Sedangkan uang dalam ilmu ekonomi modern, didefinisikan beberapa ahli sebagai berikut:
Sedangkan uang dalam ilmu ekonomi modern, didefinisikan beberapa ahli sebagai berikut:
1. AC Pigou; dalam bukunya The Veil of Money,
yang dimaksud uang adalah alat tukar.
2. DH Robertson; dalam bukunya Money, ia
mengatakan bahwa uang adalah sesuatu yang bisa diterima dalam pembayaran untuk
mendapatkan barang-barang.
3. RG Thomas; dalam bukunya Our Modern
Banking, menjelaskan uang adalah sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima
sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta
kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran utang.
Peran Uang dalam Perekonomian
Semua aspek kehidupan manusia dalam peradaban modern saat ini tidak
terlepas dan ditopang sepenuhnya oleh uang. Tidak ada satupun peradaban di
dunia ini yang tidak mengenal dan menggunakan uang. Kalaupun ada, maka
perekonomian dalam peradaban tersebut pasti stagnan dan tidak berkembang.
Peran uang dalam perekonomian dapat diibaratkan darah yang mengalir dalam
tubuh manusia. Tanpa darah, manusia seakan-akan hendak mati. Kekurangan uang
bagaikan kekurangan darah yang mengakibatkan gairah hidup menurun dan lemah,
yang pada akhirnya manusia menjadi sakit-sakitan.
Abraham H. Maslow dalam teori Motivasinya mengatakan bahwa kebutuhan
manusia yang paling mendasar adalah kebutuhan fisik. Kebutuhan fisik manusia
tidak lain adalah berupa barang dan jasa. Untuk memenuhi kebutuhan akan barang
dan jasa tersebut, cara yang paling mudah adalah dengan memiliki sesuatu yang
disebut UANG. Karena uang adalah sesuatu benda yang diterima dan digunakan
secara umum sebagai alat untuk memudahkan proses transaksi dalam memenuhi
kebutuhan manusia berupa barang dan jasa. Sehingga secara tidak langsung juga
dapat dikatakan bahwa kebutuhan yang paling “mendasar” dalam perekonomian dan
kehidupan sosialnya adalah uang.
Uang yang semula dimaksudkan berfungsi sebagai alat tukar dan standar satuan nilai ternyata juga berdampak terhadap fokus budaya manusia ketika uang diaplikasikan sebagai properti yang menentukan martabat seseorang di tengah masyarakat. Dalam sejarahnya, peranan dan fungsi uang telah berkembang secara pesat, tanpa mengenal batas, ras, bangsa dan negara sehingga uang telah ikut memberikan andil yang penting dalam proses perkembangan peradaban manusia secara global. Aphra Behn, seorang dramawan abad ke-17 menulis dalam bukunya The Rover (1677) “Uang berbicara dalam bahasa yang dimengerti semua bangsa”.
Uang yang semula dimaksudkan berfungsi sebagai alat tukar dan standar satuan nilai ternyata juga berdampak terhadap fokus budaya manusia ketika uang diaplikasikan sebagai properti yang menentukan martabat seseorang di tengah masyarakat. Dalam sejarahnya, peranan dan fungsi uang telah berkembang secara pesat, tanpa mengenal batas, ras, bangsa dan negara sehingga uang telah ikut memberikan andil yang penting dalam proses perkembangan peradaban manusia secara global. Aphra Behn, seorang dramawan abad ke-17 menulis dalam bukunya The Rover (1677) “Uang berbicara dalam bahasa yang dimengerti semua bangsa”.
Uang memang benda mati. Namun ternyata ia bisa mengendalikan hidup manusia.
Ini bisa terjadi jika manusia lupa akan fungsi dan peran uang yang
sesungguhnya. Dengan uang – yang notabene adalah benda mati – napas hidup
perekonomian suatu negara dapat terlihat. Dengan uang manusia bisa membeli rasa
“aman:, bersosialisasi, dihargai dan dihormati. Dengan uang manusia dapat
mengaktualisasikan dirinya.
Sejarah Perkembangan Uang
Ø
Tahap
sebelum barter
Pada tahap ini masyarakat belum mengenal
pertukaran karena setiap orang berusaha memenuhi kebutuhannya dengan usaha
sendiri. Apa yang diperolehnya itulah yang dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhannya.
Ø
Tahap
barter
Tahap selanjutnya menghadapkan manusia
pada kenyataan bahwa apa yang diproduksi sendiri tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhannya. Untuk memperoleh barang-barang yang tidak dapat dihasilkan
sendiri mereka mencari dari orang yang mau menukarkan barang yang dimilikinya
dengan barang lain yang dibutuhkannya. Akibatnya barter, yaitu barang ditukar
dengan barang.
Namun akhirnya dirasakan ada kesulitan-kesulitan dengan sistem ini, di
antaranya:
Ø Kesulitan untuk menemukan orang yang
mempunyai barang yang diinginkan dan juga mau menukarkan barang yang
dimilikinya.
Ø Kesulitan untuk memperoleh barang yang
dapat dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang
atau hampir sama nilainya.
Untuk mengatasinya mulai timbul pikiran-pikiran untuk menggunakan benda-benda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar.
Untuk mengatasinya mulai timbul pikiran-pikiran untuk menggunakan benda-benda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar.
Ø
Tahap
uang barang
Pada masa ini timbul benda-benda yang
selalu dipakai dalam pertukaran. Kesulitan yang dialami oleh manusia dalam
barter adalah kesulitan mempertemukan orang-orang yang saling membutuhkan dalam
waktu bersamaan. Kesulitan itu telah mendorong manusia untuk menciptakan
kemudahan dalam hal pertukaran, dengan menetapkan benda-benda tertentu sebagai
alat tukar.
Benda-benda yang ditetapkan sebagai alat
pertukaran adalah benda-benda yang diterima oleh umum (generaly accepted).
Benda-benda yang dipilih bernilai tinggi (sukar diperoleh atau memiliki nilai
magis dan mistik), atau benda-benda yang merupakan kebutuhan primer
sehari-hari. Misalnya, garam oleh orang Romawi digunakan sebagai alat tukar,
maupun sebagai alat pembayaran upah. Pengaruh orang Romawi tersebut masih
terlihat sampai sekarang. Orang Inggris menyebut upah sebagai salary, yang
berasal dari bahasa Latin Salarium yang berarti garam. Orang Romawi membayar
upah dengan salarium (garam).
Penduduk asli Bandiagara di pedalaman
benua Afrika mempertukarkan hasil pertaniannya, dari sebakul tomat dengan
sejumlah kebutuhan harian, susu, gandum dan sejenisnya. Transaksi yang awalnya
dilakukan dengan barter ini kemudian berkembang dengan menggunakan alat tukar
yang terbuat dari hasil bumi seperti coklat dan sejenisnya (uang komoditi)
Meskipun alat tukar sudah ada, kesulitan
pertukaran tetap ada diantaranya:
Ø Nilai yang dipertukarkan belum mempunyai
pecahan.
Ø Banyak jenis uang barang yang beredar dan
hanya berlaku di masing-masing daerah.
Ø Sulit untuk penyimpanan (storage) dan pengangkutan
(transportation).
Ø Mudah hancur atau tidak tahan lama.
Ø
Tahap
uang logam
Tahap selanjutnya adalah tahap uang logam.
Logam dipilih sebagai bahan uang karena:
Ø digemari umum
Ø tahan lama dan tidak mudah rusak
Ø memiliki nilai tinggi
Ø mudah dipindah-pindahkan
Ø mudah dipecah-pecah dengan tidak
mengurangi nilainya
Bahan yang memenuhi syarat-syarat tersebut adalah
emas dan perak. Uang yang terbuat dari emas dan perak disebut uang logam. Uang
logam emas dan perak juga disebut sebagai Uang Penuh (full bodied money),
artinya nilai intrinsik (nilai bahan uang) sama dengan nilai nominalnya (nilai
yang tercantum pada mata uang tersebut). Pada saat itu, setiap orang menempa
uang, melebur, dan memakainya dan setiap orang mempunyai hak tidak terbatas
dalam menyimpan uang logam.
Penggunaan emas dan perak sebagai bahan uang dalam
bentuk koin diciptakan oleh Croesus di Yunani sekitar 560-546 SM. Bersamaan
dengan itu, medium uang yang berfungsi sebagai instrumen alat bayar mulai
dikembangkan, dibuat dari berbagai benda padat lainnya seperti tembikar,
keramik atau perunggu.
Sejalan dengan perkembangan perekonomian, maka perkembangan tukar-menukar yang harus dilayani dengan uang logam juga berkembang. Sedangkan jumlah logam mulia terbatas. Penggunaan uang logam juga sulit dilakukan untuk transaksi dalam jumlah besar (sulit dalam hal penyimpanan dan pengangkutan). Sehingga terciptalah uang kertas.
Sejalan dengan perkembangan perekonomian, maka perkembangan tukar-menukar yang harus dilayani dengan uang logam juga berkembang. Sedangkan jumlah logam mulia terbatas. Penggunaan uang logam juga sulit dilakukan untuk transaksi dalam jumlah besar (sulit dalam hal penyimpanan dan pengangkutan). Sehingga terciptalah uang kertas.
Ø
Tahap
uang kertas
Mula-mula uang kertas yang beredar
merupakan bukti-bukti kepemilikan emas dan perak sebagai alat/perantara untuk
melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang kertas yang beredar pada saat itu
merupakan uang yang dijamin 100% dengan emas atau perak yang disimpan di pande
emas atau perak dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh dengan jaminannya.
Selanjutnya masyarakat tidak lagi
menggunakan emas – secara langsung – sebagai alat pertukaran. Sebagai gantinya
mereka menjadikan kertas bukti tersebut sebagai alat tukar.
Desa Jachymod di Ceko, Eropa Timur,
dianggap sebagai wilayah pertama yang menggunakan mata uang yang diberi nama
dollar, yang merupakan mata uang yang paling populer di abad modern.. Mulanya
disebut Taler, kemudian orang Italia mengejanya Tallero, lidah Belanda
menuturkan daler, Hawai dala, dalam dialek Inggris diungkapkan sebagai dollar.
Embrio dollar dibuat dari bahan baku perak dan emas dalam bentuk koin.
Pada mulanya, taler sendiri adalah sebutan
mata uang yang berkembang di daratan benua Eropa sejak abad ke-16 yang jenisnya
lebih dari 1500. namun dalam peradaban modern, masing-masing bangsa atau negara
menciptakan sebutan tersendiri bagi mata uangnya untuk menunjukkan statusnya
yang independen.
Dalam sejarah pemakaian kertas sebagai bahan pembuat uang, Cina dianggap sebagai bangsa yang pertama menemukannya, yaitu sekitar abad pertama Masehi, pada masa Dinasti T’ang. Benjamin Franklin (AS) ditetapkan sebagai Bapak Uang Kertas karena ia yang pertama kali mencetak dollar dari bahan kertas, yang semula digunakan untuk membiayai perang kemerdekaan Amerika Serikat. Sebagai penghormatan pemerintah terhadap Benjamin Franklin, potretnya diabadikan di lembaran mata uang dollar pecahan terbesar yaitu USD 100.
Dalam sejarah pemakaian kertas sebagai bahan pembuat uang, Cina dianggap sebagai bangsa yang pertama menemukannya, yaitu sekitar abad pertama Masehi, pada masa Dinasti T’ang. Benjamin Franklin (AS) ditetapkan sebagai Bapak Uang Kertas karena ia yang pertama kali mencetak dollar dari bahan kertas, yang semula digunakan untuk membiayai perang kemerdekaan Amerika Serikat. Sebagai penghormatan pemerintah terhadap Benjamin Franklin, potretnya diabadikan di lembaran mata uang dollar pecahan terbesar yaitu USD 100.
Dalam perjalanannya penggunaan uang kertas
berkembang menjadi atribut dan simbol sebuah negara. Namun sebagai garansi dari
negara yang bertanggung jawab atas peredarannya, maka jumlah uang kertas yang
diterbitkan selalu dikaitkan dengan jumlah cadangan emas yang dimiliki oleh
negara yang bersangkutan. sekitar tahun 1976, ketergantungan pencetakan uang
kertas sudah tidak lagi dihubungkan dengan cadangan emas, tetapi dibiarkan
bergulir dan terjun ke pasar besar menghadapi hukum penawaran dan permintaan
sebagaimana yang tumbuh dalam hukum ekonomi.
Fungsi Uang
1.
Fungsi
Asli
Ø
Sebagai
alat tukar (medium of change)
Dengan uang orang yang akan melakukan pertukaran tidak perlu menukarkan
dengan barang, tetapi cukup menggunakan uang sebagai alat tukar.
Kesulitan-kesulitan pertukaran dengan cara barter dapat diatasi dengan
pertukaran uang.
Ø
Sebagai
satuan hitung (unit of account)
Uang dipakai untuk menunjukkan nilai berbagai macam barang dan jasa yang
diperjualbelikan, menunjukkan besarnya kekayaan, dan menghitung besar kecilnya
pinjaman. Uang juga dipakai untuk menentukan harga barang/jasa. Sebagai alat
satuan hitung, uang berperan untuk memperlancar pertukaran.
Ø
Sebagai
penyimpan nilai (store of value)
Dapat digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa
mendatang. Ketika seorang penjual saat ini menerima sejumlah uang sebagai
pembayaran atas barang dan jasa yang dijualnya, maka ia dapat menyimpan uang
tersebut untuk digunakan membeli barang dan jasa di masa mendatang.
2.
Fungsi
Turunan
Ø
Sebagai
alat pembayaran
Ø
Untuk
menentukan harga
Ø
Sebagai
alat pembayaran hutang
Ø
Sebagai
alat penimbun kekayaan
Ø
Sebagai
alat pemindahan kekayaan (modal)
Ø
Sebagai
alat untuk meningkatkan status sosial
Syarat-syarat Uang
1.
Diterima
secara umum (acceptability)
2.
Memiliki
nilai yang cenderung stabil (stability of value)
3.
Ringan
dan mudah dibawa (portability)
4.
Tahan
lama (durability)
5.
Kualitasnya
cenderung sama (uniformity)
6.
Jumlahnya
terbatas dan tidak mudah dipalsukan (scarcity)
7.
Mudah
dibagi tanpa mengurangi nilai (divisibility)
Jenis
uang berdasarkan tingkat likuiditasnya terbagi atas:
Ø M1 adalah uang kertas dan logam ditambah
simpanan dalam bentuk rekening koran (demand deposit).
Ø M2 adalah M1 + tabungan + deposito
berjangka (time deposit) pada bank-bank umum.
Ø M3 adalah M2 + tabungan + deposito
berjangka pada lembaga-lembaga tabungan nonbank.
Klasifikasi Uang
1.
Full
bodied money
Nilai yang tertera di atas uang tersebut
sama nilainya dengan bahan yang digunakan. Dengan kata lain, nilai nominal =
nilai instrinsik. Jika uang tersebut terbuat dari emas, maka nilai uang itu
sama dengan nilai emas yang dikandungnya.
2.
Representative
full bodied money
Uang ini terbuat dari kertas, dengan
demikian nilainya sebagai barang tidak ada (nol). Uang jenis ini hanya mewakili
(represent) dari sejumlah barang/logam di mana nilai logam sebagai barang sama
dengan nilainya sebagai uang. Misal: surat emas (gold certificate) yang beredar
di AS sebelum ditarik pada tahun 1933.
3.
Credit
money
Jenis uang dimana nilainya sebagai uang
lebih besar daripada nilai sebagai barang. Dalam keadaan tertentu nilai sebagai
barang tidak penting, seperti uang kertas. Untuk memelihara nilai sebagai
barang lebih rendah daripada nilai sebagai uang maka pemerintah membatasi
pencetakan uang.